TSWpGUA9Tfd6GUO7GprpGSM7Td==

Perdalam Ilmu Budidaya Lobster, Tim Balad Grup Studi ke NTB dan Vietnam

Tim pembudidaya lobster dari PT Bandar Laut Dunia (Balad) Grup saat melakukan perjalanan menuju Lombok NTB untuk memperdalam ilmu budidaya, Senin (9/9/2024). (Foto: PT Bandar Laut Dunia)

SITUBONDO - Guna memperdalam keilmuan mengenai budidaya lobster, Tim pembudidaya lobster dari PT. Bandar Laut Dunia (Balad) Grup melakukan studi ke Lombok Barat NTB dan Negara Vietnam.


Bukan hanya isapan jempol semata, keseriusan Tim Balad Grup untuk mengembangkan budidaya lobster dibuktikan dengan berangkatnya mereka dari Pelabuhan Jangkar Situbondo menuju Pelabuhan Lembar Lombok Barat NTB, Senin, 9 September 2024.


Khalilur R. Abdullah Syahlawiy menyampaikan, Tim Balad Grup akan belajar budi daya lobster di Kabupaten Lombok Timur NTB, setelahnya empat orang dari mereka akan melanjutkan belajar budidaya lobster di Vietnam. "Tim yang berangkat ada sembilan orang," ujarnya. 


Pria yang akrab disapa Jhi Lilur ini melanjutkan, sembilan orang Tim Balad Grup ini merupakan warga asli Situbondo. "Mereka ini pemuda semua, rencananya berbudidaya lobster di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Madura Jawa Timur," imbuhnya. 


Rencana populasi lobster yang akan mereka pelihara secara bertahap adalah 10.000.000 ekor lobster selama setahun. "Rencana investasinya, kami akan memasang 200 blok keramba, per blok keramba berisi 50.000 ekor lobster. Satu blok keramba berisi 150 keramba, satu keramba berisi 333 sampai 350 ekor lobster," beber Jhi Lilur. 


Lebih lanjut, pengusaha asal Situbondo ini mengungkapkan, harga satu blok keramba sekitar Rp750 juta, harga 200 blok keramba sekitar Rp150 miliar. Kemudian harga pengadaan bibit lobster dengan asumsi per ekor Rp10.000 di kali 10.000.000 jadinya Rp10 miliar. 


"Biaya pakan, obat-obatan serta biaya perawatan lainnya selama satu tahun masa piara per ekor lobster adalah Rp500 ribu per ekor. Total biaya per ekor masa piara satu tahun untuk 10.000.000 ekor adalah Rp500.000 kali 10.000.000 ketemu Rp5 triliun. Lokasi budidaya adalah gugusan Teluk di Pulau Kangean Sumenep Jawa Timur dg luas Total 250 hektare," tegasnya.


Untuk biaya pengadaan aset, sambung Jhi Lilur,  dua unit kapal angkut pakan dan penumpang sekitar Rp10.000.000.000 per 5 miliar per kapal, 400 sampan sebagai transportasi di dalam area budi daya (200 blok keramba), 50 perahu transportasi dari mess ke area budidaya.


"Kemudian untuk karyawan disiapkan 10 mess karyawan di lokasi budidaya biayanya Rp10.000.000.000. Jumlah karyawan per blok keramba sebanyak tujuh orang, jumlah karyawan di 200 blok keramba 7 kali 200. Total karyawan perawat lobster dan keramba adalah 1400 orang. Gaji karyawan dua kali UMR kabupaten setempat," tambah Jhi Lilur.


Kemudian, lanjut Jhi Lilur, 100 orang keamanan. "Lalu awal budidaya dibiayai sendiri berlanjut dibiayai dari hasil budidaya lobster di luar negeri (Vietnam)," pungkasnya.

0Komentar