DLH Situbondo saat menggelar penukaran botol plastik dengan bibit pohon atau lima kilogram pupuk kompos, Minggu (9/6/2024) di Alun-alun Situbondo. (Foto: kutipantau) |
Perlu diketahui sampah plastik merupakan sampah anorganik yang untuk terurai secara alami dibutuhkan waktu 10 Tahun hingga 500 Tahun, jika rata-rata umur manusia adalah 50-80 tahun maka kita secara tidak langsung mewariskan sampah plastik kepada anak cucu kita.
Berdasarkan hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Situbondo mengajak masyarakat untuk mengurangi pencemaran lingkungan dari sampah plastik dengan mengadakan kegiatan penukaran lima botol plastik dengan satu bibit pohon atau lima kilogram pupuk kompos, di Alun-alun Situbondo, Minggu (9/6/2024).
Kepala DLH Situbondo, Akhmad Yulianto mengungkapkan, dengan menukarkan botol plastik dengan bibit pohon, kita akan bersedekah oksigen dan mewariskan kelestarian alam kepada anak cucu kita.
"Lebih baik Menanam Pohon daripada menanam plastik, dengan menanam pohon kita telah mewariskan oksigen yang bersih, dengan menanam pohon buah kita akan mewariskan buahnya ke anak cucu kita, selain itu alam menjadi hijau dan lestari," ungkap pria yang akrab disapa Yuli itu.
Kegiatan yang masih dalam satu rangkaian peringatan hari lingkungan hidup se-Dunia ini, kata Yuli menyasar kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan barang berbahan plastik sekali pakai.
Bekerjasama dengan Situbondo Peduli Bumi, Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia, Paiton Energi, POMI, PT Nusantara Sebelas Medika, Alfamart, Indomaret dan IP Freedom, DLH Situbondo menyediakan 6 jenis bibit pohon dengan jumlah total 1000 bibit pohon dan 650 pupuk kompos untuk kemudian masyarakat bisa menukarkan dengan lima botol plastik
warga menukarkan kupon dari hasil setor botol plastik dengan bibit pohon atau pupuk kompos. (Foto: kutipantau) |
Yuli menjelaskan jika dalam kegiatan itu terdapat 6 jenis bibit pohon, 3 diantaranya bibit pohon buah.
"Masyarakat wajib membawa lima botol plastik dengan satu bibit pohon bebas memilih, ada Bibit Pohon Sirsak, Nangka, Alpukat dan ada bibit pohon tabebuya, trembesi serta sengon, atau masyarakat bisa menukar dengan 5 kilogram pupuk kompos," ujarnya.
Selain itu, Yuli juga mengatakan kegiatan yang digelar di depan monumen Situbondo Kota Santri Pancasila, Alun-alun kota itu masih satu rangkaian dengan acara grebek sampah malam minggu kemarin, Sabtu (8/6/2024).
"Masih dalam semangat hari lingkungan hidup se-Dunia, oleh karena itu kami berinovasi dengan melakukan jemput bola dalam tajuk grebek sampah malam Minggu kemarin, dan Minggu pagi saat ini kegiatan penukaran sampah dengan bibit atau kompos," Pungkasnya.
0Komentar